Sebanyak 74 finalis dari 27 provinsi Indonesia telah berkompetisi pada putaran final Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional 2020 di Goethe-Institut Jakarta, 29-30 Januari 2020. Dua pemenang utama telah terpilih dan akan mewakili Indonesia pada Olimpiade Bahasa Jerman tingkat Internasional, Juli mendatang.

Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional telah diselenggarakan sejak tahun 2008 dan bertujuan untuk mempromosikan bahasa Jerman di Indonesia.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Goethe-Institut Indonesien bekerja sama dengan Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI) serta didukung oleh Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia.

“Goethe-Institut Indonesien mendukung anak-anak muda di Indonesia agar memiliki motivasi berangkat ke Jerman, baik untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi atapun menempuh pelatihan kerja,“ ujar Dr.

Stefan Dreyer, Direktur Goethe-Institut Indonesien, saat memberi sambutan.

Pada upacara pemberian penghargaan Olimpiade Bahasa Jerman tingkat Nasional, 30 Januari 2020, Abdul Fattah Bima, siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta, dinobatkan sebagai juara pertama. Adapun Bernard Lesley Efendy, siswa SMA

Ignatius Global School Palembang, menjadi juara kedua.

Upacara pemberian penghargaan Olimpiade Bahasa Jerman tingkat Nasional turut dihadiri guru pendamping siswa, perwakilan Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia, serta perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Abdul dan Bernard akan berlomba pada Olimpiade Bahasa Jerman Internasional di Dresden, Jerman, dari tanggal 26 Juli hingga 8 Agustus 2020.

Dalam kompetisi yang diselenggarakan dua tahun sekali itu, sebanyak 150 siswa SMA dari 75 negara berkumpul di Jerman untuk memperlihatkan kemampuan berbahasa Jerman. Mereka juga akan berpartisipasi dalam kursus bahasa berdurasi tiga minggu di Jerman.

“Semangat saya untuk belajar bahasa Jerman bertambah lagi karena akan mewakili Indonesia. Persiapan saya untuk Olimpiade Bahasa Jerman tingkat Internasional adalah belajar lebih rajin,“ ucap Abdul. Sementara Bernard menyatakan, “Saya akan membaca kembali materi bahasa Jerman sebagai persiapan Olimpiade Bahasa Jerman tingkat Internasional.“

Pemenang ketiga dan keempat diperoleh siswa SMA Santa Ursula BSD, yakni Theodora Gracia Marie dan Angela Gladys Devina. Pemenang kelima diperoleh Sandra Imaniar dari SMA Negeri 1 Lawang. Adapun Raden Bagus M.

Adryanputra dari SMA Negeri 3 Yogyakarta terpilih sebagai pemenang keenam.

Pemenang ketiga dan keempat akan terbang ke Jerman untuk tinggal bersama keluarga setempat dan mengunjungi sekolah di sana guna memperkaya pengetahuan mereka tentang budaya Jerman. Pemenang kelima dan keenam

akan menerima beasiswa mengikuti kursus remaja di Jerman.

Pada Olimpiade Bahasa Jerman tingkat Nasional tahun ini, para finalis yang berusia 15 hingga 17 tahun menjalani ujian keterampilan menulis, mendengarkan, membaca, dan berbicara. Para peserta memperlihatkan kemampuan mereka dalam memahami siaran radio, menyarikan informasi pokok dari artikel surat kabar atau surat, dan mendiskusikan beragam topik.

Sebelumnya, para finalis telah berhasil melampaui babak penyisihan pada bulan Oktober dan November 2019. Lebih dari 1.000 siswa di seluruh Nusantara mengambil bagian dalam proses seleksi.

Putaran final Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional menjadi forum bagi guru dan pembelajar bahasa Jerman, tempat mereka dapat berkumpul dan bertukar pengalaman dalam belajar bahasa Jerman.

“Dengan berpartisipasi dalam lomba yang adil dan terbuka ini, para guru dapat mengukur kemajuan murid mereka. Hal ini memungkinkan guru bersikap kreatif dalam mencari cara baru untuk mengajarkan bahasa Jerman, agar para siswa

semakin terampil,” kata Zulkarnain, guru bahasa Jerman pada SMA Ignatius Global School (IGS) Palembang.

 

Untuk informasi lebih lanjut:

Ryan Rinaldy

Manajer Hubungan Masyarakat

Goethe-Institut Jakarta

Diese E-Mail-Adresse ist vor Spambots geschützt! Zur Anzeige muss JavaScript eingeschaltet sein!

T +62 21 391 4042 – pes. 145

M / WA +62 812 9347 3808

 Foto Olimpiade Bahasa Jerman Nasional dapat diunduh di sini
 Kredit foto: Goethe-Institut Indonesien